Adu Domba (An – Namimah)

Pengertian

Adu domba atau yang dalam bahasa arabnya an-namimah ( النَمِيْمَةُ ) adalah menyampaikan perkataan sebagian orang kepada orang lain dengan tujuan untuk merusak, menimbulkan pertengkaran dan permusuhan.

Firman Allah Ta’ala

(والذين يؤذون المؤمنين و المؤمنات بغير ما اكتسبوا فقد احتملوا بهتانا و إثما مبينا)

“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (QS. Al-Ahzab : 58)

(يــأيها الذين ءامنوا إن جاءكم فاسق بنبإ فتبينوا أن تصيبوا قوما بجهالة فتصبحوا على ما فعلتم نادمين)

“hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al-Hujurat : 6)

(ولا تطع كل حلاف مهين ; هماز مشاء بنميم)

“dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah.” (QS. Al-Qalam : 10-11)

Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam

          Diriwayatkan dari Hudzaifah berkata, ‘Aku telah mendengar Rasulullah bersabda, “Tidak masuk surge orang yang suka mengadu domba (menabur fitnah).” (Muttafaqun ‘Alaih)

          Dari Ibnu Abbas berkata, ‘ketika Rasulullah melewati dua kuburan, lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya dua mayat ini sedang disiksa, dan mereka tidak diazab karena hal yang besar. Adapun yang satu disiksa karena selalu mengadu domba, sedang yang satunya lagi disiksa karena tidak membersihkan dirinya dari air kencingnya” (Muttafaqin ‘Alaih)

          Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda, “Apakah kalian tahu, siapa orang terburuk diantara kalian? Mereka berkata : ‘Allah dan RasulNya lebih tahu’. Rasulullah berkata. ‘seburuk-buruk kalian adalah yang memiliki dua wajah, yang datang kepada mereka dengan satu wajah dan datang kepada orang lain dengan wajah yang lain.” (Muttafaqun ‘Alaih)

          Dari Abdullah bin Mas’ud berkata, Bahwa Nabi bersabda, “Maukah kalian aku beritahu tentang apakah al-‘adhhu itu ? yaitu mengadu domba, perbuatan menyebarkan berita untuk merusak hubungan di antara di kalangan manusia.” (HR. Muslim)

Penuturan Para Salaf

Imam Ali Karamahullah Wajhah berkata,

“Pengadu domba itu sama seperti orang yang melakukan sekali tetapi fitnahnya berlaku selama satu bulan.”

Imam Syafi’I berkata,

“Barangsiapa yang kamu fitnah, maka dia akan memfitnahmu dan jika engkau ridho dengan ucapanya, dia bekata tentang dirimu apa yang tidak ada pada dirimu. Dan jika engkau memarahinya, dia juga berkata apa yang tidak ada pada dirimu”

Yahya bin Aktsam berkata,

“Pengadu domba itu lebih buruk daripada penyihir”

Hasan Al-Basri berkata,

“Barangsiapa yang menceritakan aib seseorang kepadamu, ketahuilah bahwa dia juga akan menceritakan aibmu kepada orang lain”

Kisah-Kisah

          Dari Umar bin Abdul Aziz bahwa ada seseorang menghadap kepadanya. Lalu dia menceritakan kepadanya tentang kejelekan orang lain. Umar berkata kepadanya, “jika kamu mau, kita buktikan masalah yang kamu katakana ini dan kita lihat apakah yang kamu katakana itu benar ataukah dusta. Jika kamu dusta maka kamu termasuk orang yang difirmankan Allah, “hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al-Hujurat : 6). Jika kamu benar maka kamu termasuk orang-orang yang dikatakan dalam ayat ini, “Yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah” (QS. Al-Qalam :11). Jika kamu mau maka saya akan memaafkanmu.” Dia menjawab, “Maafkan saya wahai Amirul Mukminin dan saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi selamanya”

Referensi

Abu Dawud, Anas Ismail, Dalilu As Saailiin (Bekal Seorang Dai), 2017. Surakarta. Penerbit Insan Kamil. Hal.739-743