Fatimah bint Muhammad
Ia adalah wanita terbaik pada zamannya, pemimpin para wanita kaum muslimin, anak dari manusia terbaik, bahkan anak dari rasul terbaik, yaitu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ibunya juga seorang wanita yang terbaik diantara empat wanita terbaik penduduk surga, yaitu Khadijah bint Khuwailid radhiyallahu ‘anha.
“Wanita surga yang paling utama adalah Khadijah (bint Khuwailid), Fatimah bint Muhammad, Asiyah bint Muzahim (istri fir’aun), dan Maryam bint ‘Imran.” [1]
Waktu Kelahiran Fatimah bint Muhammad
Imam Adz-Dzahabi dalam Siyar A’lam An-Nubala mengatakan, bahwa beliau dilahirkan beberapa waktu sebelum Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus menjadi nabi. Sebagian ulama mengatakan bahwa beliau dilahirkan lima tahun sebelum nabi diutus atau saat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam berumur 35 tahun.
Menikah
Beliau radhiyallahu ‘anha dinikahi oleh sahabat ‘Ali radhiyallahu ‘anhu sekitar tahun kedua setelah hijrah pada bulan Dzulqa’dah setelah kejadian perang badar. Jika dihitung dengan pendapat para ulama yang menyatakan bahwa Fatimah radhiyallahu ‘anha dilahirkan lima tahun sebelum kenabian, maka saat menikah beliau berumur sekitar 20 tahun (5+13+2=20). 5 tahun sebelum kenabian, 13 tahun keberadaan Nabi di Makkah dan 2 tahun setelah hijrah, sehingga total sekitar 20 tahun. Dan keduanya (Ali dan Fatimah) membangun rumah tangga pada tahun ketiga hijriyah setelah kejadian perang uhud.
Putra dan Putri
Beliau dikaruniai beberapa anak, yang biasa kita kenal adalah Hasan dan Husain. Dan ada tiga yang lainnya, yaitu Muhsin, Ummu Kultsum dan Zaenab.
Hasan dan Husain adalah pemimpin para pemuda surga, sebagaimana dalam hadits yang dishahihkan oleh syaikh Al-Albani [2] [3]
Ummu Kultsum, Putri dari Fatimah radhiyallahu ‘anha nanti pada akhirnya dinikahi oleh Umar bin Al-Khathab, khalifah kedua setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Adapun Zaenab, dinikahi oleh Abdullah bin Ja’far bin Abi Thalib.
Keutamaan Fatimah
Beliau adalah seorang wanita yang sangat penyabar, taat beragama, murah hati, selalu menjaga diri, qonaa’ah, dan selalu bersyukur kepada Allah.
Fatimah Bagian dari Rasulullah
Selain itu, beliau juga seorang wanita yang tidak dimadu oleh Ali radhiyallahu ‘anhu. Bahkan saat sahabat Ali mengkhitbah putri Abu Jahl (musuh Allah), Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam marah kepadanya, seraya mengatakan: “Demi Allah, tidak akan pernah bersatu antara putri Nabi Allah dan putri musuh Allah.” lalu beliau menyebutkan alasannya: “Fatimah adalah bagian dariku, aku benci apa yang ia benci, dan aku juga tersakiti saat ia tersakiti.”. Ini menunjukan akan kedudukan Fatimah, putri nabi yang sangat mulia.
Orang Pertama Yang Akan Menyusul Nabi
Beliau (Fatimah) adalah keluarga Nabi yang pertama kali akan menyusul beliau menuju negri akherat. Dan hal itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sampaikan saat beliau akan meninggal, dan hal itu dirahasiakannya. Tidak ada yang tahu kecuali mereka berdua. Setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal baru Fatimah mengabarkan hal tersebut kepada Aisyah radhiyallahu ‘anha. Dan saat itu Rasulullah juga mengabarkan bahwa ia (fatimah) adalah pemimpin para wanita umat islam ini. [4]
Al-Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan kisah ini: “Fatimah datang dengan berjalan dan cara jalannya mirip seperti jalannya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Marhaban (selamat datang) wahai putriku.” Lalu beliau mempersilakan Fatimah duduk di samping kanan atau kiri beliau lalu beliau membicarakan suatu pembicaraan secara rahasia, dan Fatimah pun menangis. Aku bertanya kepadanya; mengapa kamu menangis? Kemudian beliau pun kembali membicarakan suatu pembicaraan secara rahasia dengan Fatimah dan anehnya dia tertawa. Aku berkata; “Aku belum pernah melihat keadaan seseorang menangis lalu diiringi tertawa seperti hari ini.” Aku pun bertanya kepadanya tentang apa yang telah dikatakan oleh beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Fatimah berkata: “Aku tidak akan mau menceritakan pembicaraan rahasia Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat.”
Di kemudian hari aku tanyakan lagi, maka Fatimah berkata; “Beliau bercerita kepadaku bahwa Jibril ‘alaihis salam datang membacakan Al Qur’an satu kali dalam setiap satu tahun lalu dia ‘alaihis salam menbacakan kepadaku dua kali untuk tahun ini dan aku tidak melihatnya melainkan sebagai isyarat bahwa ajalku sudah akan datang dan sesungguhnya kamu (Fatimah) adalah orang yang pertama yang akan menyusul aku diantara ahli baitku.” Maka aku menangis karenanya. Lalu beliau bersabda lagi: “Apakah kamu ridla akan menjadi penghulu para wanita surga atau penghulu para wanita mu’minin?” Maka aku menjadi tertawa karenanya.” [5] [6]
Pemimpin Wanita Surga
Sebagaimana hal tersebut telah tersebut pada hadist sebelumnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan kepadanya : “Apakah kamu ridla akan menjadi penghulu para wanita surga atau penghulu para wanita mu’minin?”.
Nasab Rasulullah Berhenti Padanya
Nasab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam barakhir pada Fatimah radhiyallahu ‘anha. Dan dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyelimuti Ali, Fatimah dan kedua putranya (Hasan dan Husain) dengan suatu pakaian, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa :
اللَّهُمَّ هَؤُلاَءِ أَهْلُ بَيْتِي فَأَذْهِبْ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهِّرْهُمْ تَطْهِيرًا
“Ya Allah, mereka adalah ahlul baitku, maka hilangkanlah dosa dari mereka dan bersihkanlah mereka sebersih-bersihnya” (HR. At-Tirmidzi 3205. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)
Kisah Abu Jahl, Fatimah Dan Rasulullah
Saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang shalat di Ka’bah, datanglah Abu Jahl melemparkan kotoran onta kepadanya. Hingga datang Fatimah radhiyallahu ‘anha membersihkan kotoran-kotoran tersebut.
Ibnu Mas’ud dia berkata, “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat dekat Ka’bah, Abu Jahal dan kawan-kawannya sedang duduk-duduk, sementara ada bekas unta yang disembelih pada hari sebelumnya.
Abu Jahal berkata, “Siapa di antara kalian yang sanggup mengambil perut unta sembelihan bani Fulan itu, lalu meletakkannya di bahu Muhammad apabila dia sujud.”
Dan orang yang paling jahat di antara mereka pergi mengambil isi perut unta tersebut, ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sujud, dia meletakkannya di bahu beliau.”
Ibnu Mas’ud berkata, “Setelah itu mereka tertawa terbahak-bahak, dan dorong-mendorong antara satu sama lain. Aku berdiri saja melihat peristiwa tersebut. Sekiranya aku anggup, tentu aku akan membuang isi perut unta tersebut dari sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terus saja sujud, beliau tidak mengangkat kepalanya hingga ada orang yang lewat, lalu orang tersebut memberitahukannya kepada Fatimah -ketika itu dia masih gadis kecil-. Fatimah datang dan membuang isi perut unta itu dari punggung beliau, sesudah itu Fatimah menghampiri mereka dan memaki-makinya.
Seusainya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat, beliau mengeraskan suaranya dan mendo’akan kejelekan terhadap mereka. Apabila beliau berdo’a, biasanya beliau mengulanginya sampai tiga kali, dan apabila beliau meminta, beliau juga mengucapkan tiga kali, kemudian beliau berucap: “Allahumma ‘alaika bi Quraisy (Ya Allah, binasakanlah orang-orang Quraisy).” Beliau mengucapkannya tiga kali.
Tatkala mereka mendengar suara beliau, mereka berhenti tertawa dan merasa khawatir dengan do’a beliau, kemudian beliau melanjutkan do’anya: “ALLAHUMMA ‘ALAIKA BI ABI JAHAL BIN HISYAM, WA ‘UTBAH BIN RABI’AH WA SYAIBAH BIN RABI’AH WA WALID BIN ‘UQBAH WA ‘UMAYYAH BIN KHALAF WA ‘UQBAH BIN ABI MU’ITH.”
(Ya Allah, binasakanlah Abu Jahal bin Hisyam, ‘Utbah bin Rabi’ah, Syaibah bin Rabi’ah, Walid bin ‘Uqbah, ‘Umayyah bin Khalaf dan ‘Uqbah bin Abu Mu’ith).” -Ibnu Mas’ud menyebutkan yang ketujuh, namun perawi lupa namanya- Maka demi dzat yang telah mengutus Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan kebenaran, sungguh aku telah melihat orang-orang yang namanya disebut oleh beliau, mereka mati tergeletak dalam perang Badar. Kemudian mereka diseret ke sumur Badar.” [7] [8]
Menjadi Wanita Yang Utama
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Cukuplah bagimu dari wanita (penghulu) dunia adalah Maryam bint Imran, Khadijah bint Khuwailid dan Fatimah bint Muhammad serta Asiyah istri Fir’aun.”
Sunnah Yang Ditinggalkan Untuk Kita
“Fatimah ‘alaihis salam mengeluhkan apa yang dirasakannya dari kepenatan bekerja. Tak lama kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperoleh ghanimah berupa tawanan, maka Fatimah mencari beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam namun dia tidak mendapatkannya, hanya ia temui ‘Aisyah dan ia ceritakan kepentingannya.
Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang, ‘Aisyah mengabarkan kedatangan Fatimah. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi kami sedang kami telah menempati tempat tidur kami. Maka aku beranjak untuk bangun namun beliau berkata: “Tetaplah di tempat kalian”.
Lalu beliau duduk di antara kami hingga aku rasakan pada dadaku kaki beliau yang dingin lalu beliau menasihati (kami) :
“Maukah kalian berdua aku ajarkan perkara yang lebih baik dari yang kalian minta?. Jika kalian telah berada di tempat tidur kalian bacalah takbir tiga puluh empat kali, tasbih tiga puluh tiga kali dan tahmid tiga puluh tiga kali. Itu semua lebih baik buat kalian berdua dari pada seorang pembantu” [9] [10]
Meriwayatkan Hadits
Sebagaimana sahabat-sahabat yang lainnya, beliau juga meriwayatkan beberapa hadits, dalam musnad Baqi’ bin Makhlad ada 18 hadist, dan dari kedelapan belas itu, ada satu di dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim. [11]
Sebuah Hadist Dhaif Seputar Fatimah
Dia wanita yang paling disayangi Nabi, akan tetapi tidak sering berpuasa dan sholat malam
عَنْ جُمَيْعِ بْنِ عُمَيْرٍ التَّيْمِيِّ، قَالَ: دَخَلْتُ مَعَ عَمَّتِي عَلَى عَائِشَةَ فَسُئِلَتْ أَيُّ النَّاسِ كَانَ أَحَبَّ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ قَالَتْ: فَاطِمَةُ، فَقِيلَ: مِنَ الرِّجَالِ؟ قَالَتْ: زَوْجُهَا، إِنْ كَانَ مَا عَلِمْتُ صَوَّامًا قَوَّامًا
“dari Jumai’ bin ‘Umair At Taimi dia berkata; saya bersama bibiku menemui Aisyah, lalu saya bertanya mengenai siapakah wanita (dari ahli baitnya) yang paling di cintai oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?” Aisyah menjawab; “Fatimah.” Dia di tanya lagi; “Kalau dari kaum laki-laki?” Aisyah menjawab; “Suaminya, karena menurut sepengetahuanku dia adalah orang yang banyak melakukan puasa dan shalat malam.” [12]
Wafat
Fatimah radhiyallahu ‘anha meninggal setelah enam bulan meninggalnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bertepatan pada malam selasa, 3 Ramadhan 11 H, dengan umur sekitar 27 tahun.
Referensi
- HR. Ahmad no. 2668 dan no. 2901. Dishahihkan oleh Syu’aib Al-Arnauth. ⤴
- HR. At-Tirmidzi no. 3768,3781. ⤴
- HR. Ibnu Majah no. 118. ⤴
- Siyar A’lam An-Nubala, 2/120. ⤴
- HR. Al-Bukhari no. 3623-3626 dan 3715-3716. ⤴
- HR. Muslim no. 2450. ⤴
- HR. Al-Bukhari no. 2934. ⤴
- HR. Muslim no. 1794 dan ini merupakan lafaldz imam Muslim. ⤴
- HR. Al-Bukhari 3705, 5361, 6318. ⤴
- HR. Muslim 2727,2728. ⤴
- Siyar A’lam An-Nubala, 2/134. ⤴
- HR. At-Tirmidzi no. 3874 dan Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadist ini Munkar. ⤴