Fi’il Madhi

Definisi

Istilah fi’il madhi (الفعل الماضي) tersusun dari dua kata yaitu kata fi’il (الفعل) yang artinya kata kerja dan kata madhi (الماضي) yang artinya berlalu atau lampau, sehingga bisa dikatakan bahwa fi’il madhi adalah kata kerja bahasa arab yang menunjukkan makna lampau atau sudah terjadi.

Hukum Fi’il Madhi

Sebagian ulama nahwu berpendapat bahwa semua fi’il madhi mabni dengan fathah, baik dengan fathah yang zahir (terlihat) seperti pada kata : (ضرب), sehingga dikatakan bahwa kata (ضرب) adalah fi’il madhi yang mabni dengan fathah, ataupun mabni dengan fathah yang muqaddar (diperkirakan/tidak terlihat), seperti dalam kata (رمى), maka dikatakan kata (رمى) adalah fi’il madhi yang mabni dengan fathah yang muqaddarah (diperikarakan) yang berada di atas alif.

Sebagian ulama nahwu menyebutkan atau berpendapat bahwa fi’il madhi selalu dalam keadaan mabni, dengan perincian sebagai berikut:

Mabni dengan fathah

Jika tidak bersambung dengan apapun, contohnya: firman Allah subhanahu wa ta’ala:

قَالَ رَبُّكَ1

Kata (قال) di sini adalah fi’il madhi yang mabni dengan fathah.

Begitu pula halnya jika fi’il madhi bersambung dengan ta’ at-ta’nits, contohnya : firman Allah subhanahu wa ta’ala:

قَالَتْ نَمْلَةٌ2

Kata (قالت) pada ayat ini adalah fi’il madhi yang mabni dengan fathah karena bersambung dengan ta’ at-ta’nits.

Begitu pula halnya jika fi’il madhi bersambung dengan alif al-itsnain, contohnya: firman Allah subhanahu wa ta’ala:

وَقَالَا الْحَمْدُ لِلَّـهِ3

Kata (قالا) di sini adalah fi’il madhi yang mabni dengan fathah karena ia bersambung dengan alif al-itsnain.

Mabni dengan dhammah

Jika fi’il madhi itu bersambung dengan waw al-jama’ah, contohnya: pada firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam Al-Quran:

وَقَالُوا سَمِعْنَا4

Kata (قالوا) pada ayat ini adalah fi’il madhi yang mabni dengan dhammah karena bersambung dengan waw al-jama’ah.

Mabni dengan sukun

Jika fi’il madhi bersambung ta’ al-fa’il (ta’ yang berfungsi sebagai fa’il), contohnya: firman Allah ta’ala dalam Al-Quran:

مَا قُلْتُ لَهُمْ5

Kata (قلت) pada ayat ini adalah fi’il madhi yang mabni dengan sukun karena bersambung dengan ta’ al-fa’il.

Begitu pula jika fi’il madhi itu bersambung dengan (نا) yang berfungsi sebagai fa’il, contohnya: firman Allah ta’ala:

وَقُلْنَا لَهُمُ6

Kata (قلنا) pada ayat ini adalah fi’il madhi yang mabni dengan sukun karena bersambung dengan (نا) yang berfungsi sebagai fa’il.

Begitu juga halnya jika fi’il madhi itu bersambung dengan nun al-inats, contohnya: firman Allah subhanahu wa ta’ala:

وَقُلْنَ حَاشَ لِلَّـهِ7

Kata (قلن) pada ayat ini adalah fi’il madhi yang mabni dengan sukun karena bersambung dengan nun al-inats.8

Referensi

  1. QS. Al-Baqarah : 30 []
  2. QS. An-Naml : 18 []
  3. QS. An-Naml : 15 []
  4. QS. Al-Baqarah : 285 []
  5. QS. Al-Maidah : 117 []
  6. QS. An-Nisa : 154 []
  7. QS. Yusuf : 31 []
  8. Al-Mumti’ fi Syarh Matn Al-Ajurrumiyyah, Malik bin Salim Al-Mahdzari, hlm. 59. []