Maksiat

“Jangan memandang pada kecilnya dosa kemaksiatan, tapi pandanglah siapa yang engkau maksiati” [1]

Pengertian

Maksiat dalam bahasa arab ditulis (اَلمَعْصِيَّةُ).

Maksiat itu adalah lawan kata “ketaatan” (اَلطَاعَةُ).

Kapan Seorang Bermaksiat [2]

Seorang bermaksiat adalah ketika :

Dia melakukan perbuatan yang diingkari oleh Allah dan Rasul-Nya

Ia meninggalkan perintah yang diwajibkan oleh Allah dan Rasulnya

Kemaksiatan Memiliki Dua Jenis Dosa [3]

Seorang yang melakukan kemaksiatan, maka ia telah melakukan sebuah dosa, dan dosa yang dihasilkan dari kemaksiatan ini, terbagi menjadi dua :

Dosa besar

Dosa ini tidak akan terhapus kecuali dengan taubat.

Dan dosa besar ini berasal dari dua hal :

Dari sebuah pelanggaran yang berat, yang diancam pelakukan dengan ancaman yang keras
Dari dosa kecil yang dilakukan berulang-ulang

Sebagian ulama mengatakan :

لا صغيرة مع الإصرار ولا كبيرة مع التوبة

“Tidak ada dosa kecil ketika dilakukan berulang-ulang, dan tidak ada dosa besar, dengan adanya taubat”

Dasa kecil

Dosa ini merupakan dosa pelanggaran yang tidak mendapat peringatan keras, dan sebagaimana telah lalu, dosa kecil yang dilakukan berulang-ulang, akan menjadi dosa besar.

Kemudian, dosa kecil akan terhapuskan dengan adanya amal-amal shalih, Allah berfirman :

إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِف

“Sesungguhnya kebaikan (amal-amal shalih) akan menghapus keburukan (amal-amal buruk)” QS. Huud : 114

Efek Kemaksiatan [4]

Ibnul Qoyyim -rahimahullah- pernah membawakan efek-efek buruk kemaksiatan dalam bukunya yang berjudul “Ad-Daau wa Ad-Dawaa”

Beliau mengatakan bahwa kemaksiatan itu memiliki efek yang buruk yang sangat merugikan, baik untuk hati, badan ataupun kehidupan dunia.

Bukan hanya tiga hal itu saja,

Selain merugikan hati, badan dan kehidupan dunia, kemasiatan juga merugikan kehidupan akherat.

Dan tidak ada yang tahu seberapa besar efeknya kecuali Allah ta’ala saja.

Penyebutan Efek Maksiat

Ibnul Qoyyim menyebutkan beberapa efek kemaksiatan, diantara yang beliau sebutkan :

Susah mendapatkan Ilmu

Seorang yang bermaksiaat, maka ia akan susah memahami dan mempelajari ilmu. Hal tersebut dikarenakan ilmu adalah cahaya yang Allah tempatkan pada hati manusia.

Dan kemaksiatan akan meredupkan bahkan mematikan cahaya tersebut

[Nasihat Imam Malik Kepada Imam Syafi’I]

Ketika Imam Syafi’I duduk belajar didepan imam malik -rahimahullah-,

Imam Malik merasa takjub dengan bacaan, kecerdasan dan kecepatan berfikir, serta kesempurnaan pemahamannya,

Maka Imam Malik pun berkata :

“Aku menyangka bahwa Allah telah menempatkan cahaya ilmu pada hatimu, jangan sampai engkau padamkan nyalanya dengan kegelapan maksiat”

Seret Rizki

Beliau berdalilkan dengan sebuah hadits :

“Rizki seorang hamba itu, terkadang terhalangi karena sebab dosa yang dikerjakannya”

Lalu beliau mengatakan, ketika taqwa memiliki fungsi menarik rizki, maka meninggalkan ketaqwaan itu juga menarik kemiskinan, dan tidak ada yang lebih kuat untuk menarik rizki Allah selain meninggalkan kemaksiatan.

Kegelisahan Hati terkait hubungannya dengan Allah

Seorang yang bermaksiat akan merasakan kegelisahan hati, ketidak tenangan jiwa.

Dan pada dasarnya kemaksiatan tidak akan mendatangkan kenikmatan.

Dan Andai saja seluruh kenikmatan dunia ada pada seorang yang bermaksiat, tetap tidak akan bisa mengalahkan kegelisahan hatinya.

Hanya saja tidak akan bisa merasaskan hal ini kecuali seorang yang hatinya masih ada kehidupan iman.

Seorang penyair mengatakan :

“luka pada orang mati itu, tidak akan membuatnya tersakiti”

Kegelisahan Hati Saat Bertemu Orang-Orang Shalih

Ketika seorang memiliki dosa maksiat, maka ia akan enggan mendatangi orang-orang shalih.

Akan enggan menghadiri majelis dan kajiannya.

Sehingga mereka tidak akan bisa mendapatkan manfaat dari nasihat-nasihatnya.

Lalu ia akan semakin dengan setan, sebagaimana ia semakin jauh dari Ar-Rahman.

Sebagian kaum salaf mengatakan  :

“Ketika aku bermaksiat kepada Allah, aku melihat ada perubahan sifat pada kendaraan dan istriku”

Urusan Menjadi Susah

Setiap ia mendatangi sesuatu, pasti ia dapatkan pintu-pintunya tertutup, permasalahannya menjadi sukar.

Dan ini sebagaimana seorang yang bertaqwa, Allah jadikan urusannya menjadi mudah,

Sehingga seorang yang ketaqwaannya rusak, maka urusannya pun semakin susah.

Kegelapan Hati

Seorang yang bermaksiat akan mendapati hatinya gelap, sebagaimana ia mendapati malam hari.

Karena ketaatan itu cahaya dan kemaksiatan itu, kegelapan.

Ketika hatinya gelap, rasa bingung semakin menguat, hingga akhirnya ia terjatuh kedalam kesesatan, kebid’ahan, dan berbagai urusan yang menghancurkan.

Sebagaimana ketika ada seorang yang buta lalu keluar pada malam hari, Ia berjalan sendirinya tanpa ada teman.

Ketika kegelapan ini semakin kuat, akan naik hingga wajah, dan seorang yang melihatpun akan merasakan kegelapan hatinya

Ibnu Abbas Mengatakan :

“Amal kebaikan itu memunculkan cahaya pada wajah

Mendatangkan nur pada hati

Keluasan rizki

Kekuatan badan

Rasa cinta pada hati manusia

Dan pada amal keburukan itu memunculkan kegelapan wajah

Kegelapan hati

Kelemahan badan

Kekurangan rizki

Serta kebencian pada hati manusia”

Menghalangi Dari Ketaatan

Karena kemaksiatan itu seperti makanan yang menimbulkan sakit akut

Dan akan sembuh dalam waktu yang tidak pendek, nasalullah as salaamah

  1. Nasihat Bilal bin Sa’id  rahimahullah, salah seorang tabi’in. lihat : Siyar A’lam An-Nubala 5/91
  2. Lihat pembahasan Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitab “’Udah Ash-Shabirin” 1/39
  3. Lihat Ad-daa wa Ad-Dawa 1/289
  4. Lihat Ad-daa wa Ad-Dawa 1/132