Nabi Adam
Nama Dan Nasabnya
Beliau adalah nenek moyang pertama manusia. Sehingga beliau dijuluki “bapak manusia” atau “Abul Basyar”. Allah ciptakan beliau dengan kedua tangannya dari tanah liat. Dan penciptaan Allah dengan kedua tangannya tersebut, menjadi kemulian tersendiri atas beliau alaihissalam.
Semua nasab manusia kembali kepadanya, karena beliau adalah manusia pertama yang menjadi cikal bakal dan nenek moyang manusia.
Arti Nama Adam
Para ulama berselisih pendapat, kenapa beliau dinamakan dengan Adam.
Dan perselisihan itu dimulai sejak dari asal namanya, apakah nama adam adalah nama arab atau nama asing ?
Mereka berselisih menjadi dua pendapat :
1. Adam adalah nama asing
2. Adam adalah nama arab
Dan yang dikuatkan, bahwa nama adam berasal dari nama non arab (asing), kemudian diserap kedalam bahasa arab sehingga menjadi kalimat arab.
Berkaitan dengan artinya, maka ada beberapa pendapat :
1. Adam artinya adalah Tanah pada lapisan kedua.
Karena jika orang arab berkata :
أدمة الأرض
“adam-atul Al-Ardh”
Artinya adalah “tanah dibawah lapisan teratas”
Sehingga sebagian berpendapat bahwa beliau dinamakan dengan adam karena beliau diciptakan dari tanah yang berada dibawah lapisan teratas.
2. Adam artinya adalah Coklat
Karena jika orang arab berkata :
رجل آدم
“Rajulun Aadam”
Artinya adalah “Laki-laki yang berkulit coklat”
Sehingga sebagian berpendapat bahwa beliau dinamakan adam karena beliau berkulit coklat.
3. Putih
Karena jika orang arab berkata :
بعير آدم
“Ba’iirun Aadam”
Artinya adalah “Onta putih”
Sehingga sebagian berpendapat bahwa beliau dinamakan adam karena beliau berkulit putih.
Dan yang benar adalah Nabi Adam ‘alaihissalam dinamakan dengan adam sebelum istilah-istilah tersebut ada. Dan bahasa ada setelah pemberian nama tersebut. Sehingga hanya Allah saja yang tahu, apa arti dari kata yang beliau menamai Nabi Adam ‘alahissalam denganya.
Penciptaannya
Allah menciptakan Nabi Adam dari tanah dan air. Atau bahasa mudahnya tanah liat. Allah menciptakannya dengan kedua tangannya, dan meniupkan ruh padanya. Hal tersebut tarjadi pada hari jum’at diantara waktu ashar dan maghrib. Dan Nabi Adam adalah diantara makhluk yang paling akhir diciptakan.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata :
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memegang tangan ku, kemudian berkata :
خَلَقَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ التُّرْبَةَ يَوْمَ السَّبْتِ، وَخَلَقَ فِيهَا الْجِبَالَ يَوْمَ الْأَحَدِ، وَخَلَقَ الشَّجَرَ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ، وَخَلَقَ الْمَكْرُوهَ يَوْمَ الثُّلَاثَاءِ، وَخَلَقَ النُّورَ يَوْمَ الْأَرْبِعَاءِ، وَبَثَّ فِيهَا الدَّوَابَّ يَوْمَ الْخَمِيسِ، وَخَلَقَ آدَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ بَعْدَ الْعَصْرِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ، فِي آخِرِ الْخَلْقِ، فِي آخِرِ سَاعَةٍ مِنْ سَاعَاتِ الْجُمُعَةِ، فِيمَا بَيْنَ الْعَصْرِ إِلَى اللَّيْلِ
“Allah menciptakan tanah pada hari sabtu. Lalu membuatkan gunung pada tanah tersebut pada hari minggu, kemudian menciptakan tumbuh-tumbuhan pada hari senin. Lalu menciptakan hal-hal yang dibenci (makruh) pada hari selasa.
Cahaya, Allah ciptakan pada hari rabu, lalu menyebarkan hewan-hewan pada hari kamis, lalu menciptakan Adam pada hari jum’at akhir, diantara waktu ashar dan malam, dan ia termasuk ciptaan yang paling akhir”. [1]
Setelah tercipta Nabi Adam ‘alaihissalam dimasukan kedalam surga, lalu karena beliau memakan buah yang terlarang, maka beliau dikeluarkan darinya dan diturunkan ke bumi.
Kenabian Nabi Adam ‘alaihissalam
Allah memberikan wahyu kepada Nabi Adam, dengan memerintahkannya dan melarangnya. Sebagaimana dalam firman-Nya :
وَعَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلَاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (31) قَالُوا سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ (32) قَالَ يَاآدَمُ أَنْبِئْهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ فَلَمَّا أَنْبَأَهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنْتُمْ تَكْتُمُونَ (33)
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian (Allah) hadapkan benda-benda tersebut kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!”.
Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.
Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini”. Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman (kepada para malaikat): “Bukankah sudah Ku-katakan kepada kalian, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kalian lahirkan dan apa yang kalian sembunyikan?” [2]
Allah juga berfirman :
وَقُلْنَا يَاآدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ
Dan Kami berfirman: “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.” [3]
Allah juga berfirman :
فَدَلَّاهُمَا بِغُرُورٍ فَلَمَّا ذَاقَا الشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْآتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَرَقِ الْجَنَّةِ وَنَادَاهُمَا رَبُّهُمَا أَلَمْ أَنْهَكُمَا عَنْ تِلْكُمَا الشَّجَرَةِ وَأَقُلْ لَكُمَا إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمَا عَدُوٌّ مُبِينٌ
“maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?” [4]
Allah juga berfirman :
قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى
Allah berfirman: “Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” [5]
Ibnu Jarir rahimahullah berkata :
“Adam, sejak diturunkan dari surga, beliau adalah nabi selama kehidupannya, kemudian menjadi rasul kepada anak-anaknya”
Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu pernah berkata :
“Ada seorang lelaki yang bertanya : ‘Wahai Rasulullah, Apakah Adam dulu adalah seorang nabi ?’
‘Iya, mukallam’, jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
Lalu orang tersebut bertanya lagi : ‘berapa jarak antara beliau dengan Nabi Nuh?’
’10 kurun’ jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ”
Dan pernah ada isyarat dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah akan kenabian Nabi Adam ‘alaihissalam. Beliau pernah berkata :
“Kenabian dikalangan manusia berawal dari masa Adam ‘alaihissalam, karena saat itu beliau adalah nabi, dan ketika itu anak-anaknya juga tahu akan kenabiannya dengan pasti”
Dakwah Nabi Adam ‘alaihissalam
Dari kisah dua anak Nabi Adam –‘alaihissalam– terdapat bukti akan aqidah dan akhlak dalam kehidupan anak cucunya. Mereka tahu cara beribadah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Mereka tahu pahala dan hukuman. Mereka juga tahu keikhlasan. Mereka punya rasa takut kepada Allah. Hal ini tidak mungkin ada kecuali dari hati yang ada rasa taqwanya.
Dan hal tersebut terlihat dalam firman Allah ta’ala :
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ (27) لَئِنْ بَسَطْتَ إِلَيَّ يَدَكَ لِتَقْتُلَنِي مَا أَنَا بِبَاسِطٍ يَدِيَ إِلَيْكَ لِأَقْتُلَكَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ رَبَّ الْعَالَمِينَ (28) إِنِّي أُرِيدُ أَنْ تَبُوءَ بِإِثْمِي وَإِثْمِكَ فَتَكُونَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ وَذَلِكَ جَزَاءُ الظَّالِمِينَ (29) فَطَوَّعَتْ لَهُ نَفْسُهُ قَتْلَ أَخِيهِ فَقَتَلَهُ فَأَصْبَحَ مِنَ الْخَاسِرِينَ (30)
“Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!”. Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa”.
“Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam”.
“Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim”.
Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi.” [6]
Dan dakwah para rasul adalah satu, yaitu agar manusia mengesakan Allah subhanahu wata’ala dan tidak mensekutukannya dengan suatu apapun.
Allah berfirman :
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu” ” [7]
Wafatnya Nabi Adam ‘alaihissalam
Nabi Adam -‘alaihissalam– meninggal pada Hari Jum’at, sebagaimana terdapat dalam sebagian hadits yang shahih.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
إن مِنْ أفضل أيامِكُم يومَ الجُمعة: فيه خُلِقَ آدَمُ، وفيه قُبِضَ، وفيه النَّفْخةُ، وفيه الصَعقةُ، فأكثروا على مِن الصلاةِ فيه، فإن صلاتكم معروضة علىّ
“Sesungguhnya di antara hari-harimu yang paling utama adalah hari Jum’at, pada hari itu Adam di ciptakan, pada hari itu beliau wafat, pada hari itu ada tiupan sangsakala (nafkhah) dan pada hari itu ada tiupan sangsakala (sha’qah). Maka perbanyaklah shalawat kepadaku pada hari jum’at karena shalawat kalian akan disampaikan kepadaku.” ” [8]
Tempat Dikuburkan
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah –rahimahullah– berkata :
Berkata sebagian ulama, diantaranya adalah Abdulaziz Al-Kanaani, “Semua kuburan yang disandarkan kepada para nabi tidak ada yang benar. Kecuali kubur Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, dan kubur Al-Khalil (Ibrahim ‘alaihissalam) yang dikuatkan oleh sebagian ulama” [9]
Kekhususan dan Keutamaan Nabi Adam ‘alaihissalam
Allah telah memberikan kemuliaan dan keutamaan kepada beliau, datang penyebutannya dalam Al-Qur’an dan Sunnah, diantaranya adalah :
1. Allah telah menciptakannya dengan kedua tangan-Nya
قَالَ يَاإِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ
“Allah berfirman: ‘Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku’ ” [10]
2. Malaikat Bersujud Kepadanya
فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ (72) فَسَجَدَ الْمَلَائِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ (73) إِلَّا إِبْلِيسَ اسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ (74)
“Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya”. Lalu seluruh malaikat-malaikat itu bersujud semuanya, kecuali iblis; dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir.” [11]
3. Beliau Pernah Tinggal di Surga Sebelum Turun ke Bumi
وَقُلْنَا يَاآدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ
“Dan Kami berfirman: “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.” [3]
4. Sifat Nabi Adam
Beliau diciptakan Allah subhanahu wata’ala dengan tinggi 60 hasta. Jika rata-rata 1 hasta = 45 cm, maka tinggi beliau adalah 60×45 = 2700 cm, atau 27 M.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
خَلَقَ اللَّهُ آدَمَ وَطُولُهُ سِتُّونَ ذِرَاعًا
“Allah menciptakan Nabi Adam, dan tingginya 60 hasta” [12]
5. Nabi Adam Diciptakan Dalam Bentuk Yang Baik
Allah berfirman :
وَصَوَّرَكُمْ فَأَحْسَنَ صُوَرَكُمْ
“dan membentuk kamu lalu membaguskan rupamu” [13]
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
“sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” [14]
- HR Muslim (2789), akan tetapi hadits ini termasuk hadits yang dikritikan kepada Imam Muslim. Lihat Majmu’ Al-Fatawa (14/236) ⤴
- QS Al-baqarah : 31-33 ⤴
- QS Al-Baqarah : 35 ⤴ ⤴
- QS Al-A’raf : 22 ⤴
- QS Thaha : 123 ⤴
- QS Al-Baqarah : 27-30 ⤴
- QS An-Nahl : 36 ⤴
- HR Abu Dawud no 1048 dan An-Nasai no 1374 dan Ibnu Majah no 1636 dan dishahihkan oleh Al-Albani rahimahullah ⤴
- Lihat Majmu’ Al-fatawa (27/444) ⤴
- QS Shad : 75 ⤴
- QS Shad : 72-74 ⤴
- HR Bukhari no 3326 ⤴
- QS Al-Mukmin : 64 ⤴
- QS At-Tin : 4 ⤴